Metafizik

Pengertian Jihad mengikut al-Quran

10:17 AM Rashidah Abd Hamid 0 Comments

PENGERTIAN JIHAD MENGIKUT AL-QURAN

Artinya : “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar.” (QS. Al-Furqan [25] : 52)
.
Kata jihad berasal dari kata “jahdun” yang berarti usaha, atau “juhdun” yang berarti kekuatan.
.
Menurut Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, secara bahasa jihad berarti mencurahkan segenap kekuatan dengan rasa takut untuk membela Allah terhadap cercaan orang yang mencerca dan permusuhan orang yang memusuhi.
.
Menurut Ibnu Taimiyah, jihad itu hakIkatnya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan sesuatu yang diridhai Allah berupa amal soleh, keimanan dan menolak sesuatu yang dimurkai Allah berupa kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
.
Kamil Salamah menyimpulkan bahwa jihad lebih luas cakupannya daripada aktiviti perang. Ia meliputi pengertian perang, membelanjakan harta, segala upaya dalam rangka mendukung agama Allah, berjuang melawan hawa nafsu dan menghadapi setan.
.
Kata jihad dalam bentuk fiil maupun isim disebut 41 kali dalam Al-Qur’an, sebahagian tidak berhubungan dengan perang dan sebagian berhubungan dengan perang.
.
Ayat yang sedang kita renungkan tersebut adalah sebagian ayat jihad yang tidak berhubungan dengan perang.
.
Ibnu Qayim ketika menjelaskan Q.S. Al-Furqan [25] ayat 52, menyatakan, “Inilah surah Makiyah dan jihad di dalamnya adalah jihad tabligh (menyampaikan keterangan) dan jihad hujjah (menyampaikan bukti kebenaran Islam).”
.
Jelaslah bahwa arti jihad di sini bukan berarti perang, karena perang baru diizinkan setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hijrah ke Madinah. Pada ayat ini Allah memerintahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar tidak tunduk kepada orang kafir dan terus berjihad dengan bersenjatakan Al-Qur’an dengan jihad yang besar, maksudnya jihad yang tidak mengenal lelah.
.
Yang dalam Al-quran disebut sebagai orang kufur dan orang kafir ini adalah orang yang tidak mengenal Tuhan termasuklah orang yang beragama Islam tetapi tidak mengenal Tuhannya.
.
Pada ayat ini Allah memerintahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar tidak tunduk kepada orang kafir dan terus berjihad dengan bersenjatakan Al-Qur’an dengan jihad yang besar, maksudnya jihad yang tidak mengenal lelah.
.
Berjihad dengan Al-Qur’an berarti menegakkan ajaran Islam dalam seluruh aspek kehidupan, dengan senjata yang sangat kuat. Edward Gibbon (1737-1794) seorang orientalis Inggeris berkata, “Al-Qur’an adalah sebuah kitab agama, kitab kemajuan keduniaan, persaudaraan dan perundangan. Al-Qur’an mengandungi isi yang lengkap meliputi urusan ibadah, akidah, akhlak hingga pekerjaan sehari-hari dan dalam urusan rohani maupun jasmani.”
.
Jihad yang bukan bermakna perang juga terdapat di ayat lain dalam Al-Qur’an, di antaranya:

Artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabuut [29] ayat 69)
.
Al-Maraghi ketika menjelaskan ayat ini menyatakan, “Jihad pada ayat ini bukan berarti memerangi orang kafir saja, tetapi jihad berarti menolong agama, menolak ahli bathil, melawan orang dzalim dan yang besar adalah amar makruf nahi mungkar dan yang paling besar adalah memaksa diri sendiri untuk mentaati Allah.”

Pada ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Artinya : “Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS. Al-Ankabuut [29] ayat 6)

Kata jihad pada ayat ini mengandung pengertian kerja, mengeluarkan seluruh kemampuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

TINGKATAN JIHAD

Dalam syariat Islam, jihad itu sendiri ada empat tingkatan yang harus dilakukan secara berurutan. Tingkatan kedua tidak boleh dilakukan sebelum tingkatan pertama dilakukan dan seterusnya. Adapun keempat tingkatan jihad tersebut adalah:

I. Jihad melawan hawa nafsu

Jihad yang pertama ini wajib dilakukan oleh setiap Muslim, sebagaimana Firman Allah:

Artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabuut [29] ayat 69)

Ibnu Athiyyah menjelaskan bahwa ayat ini turun di Makkah. Jadi ayat ini diturunkan sebelum turunnya perintah melawan orang kafir yang memerangi umat Islam. Oleh sebab itu, ayat ini mengandung pengecualian bahwa untuk berjihad dalam bentuk berperang membela agama Allah dan menuntut kesuciannya, orang harus lebih dahulu berperang terhadap dirinya sendiri, yaitu melawan hawa nafsunya untuk berbakti kepada Allah.

Jihad (berperang) terhadap diri sendiri itu terdiri dari empat (4) tingkatan. Pertama, rajin mempelajari agama yang benar berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kedua, berusaha sekuat tenaga menjalankan kebenaran yang sudah dipelajarinya. Ketiga, mendakwahkan kebenaran kepada orang yang belum mengetahuinya. Dan keempat, dalam mendakwahkan kebenaran itu harus mampu menahan berbagai penderitaan dan harus berani menghadapi tantangan yang dilakukan oleh orang yang tidak mau menerima kebenaran itu.

II. Jihad melawan setan
Allah berfirman:

Artinya : “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir [35] ayat 6)

Secara bahasa, setan dalam bahasa Ibrani “ha-satan”, berarti “sang penentang”, sedangkan dalam bahasa Arab “syaithan” berarti “sesat atau jauh”.

Semua makhluk Allah yang tidak shalih, yang menggoda dan mengajak kepada kemaksiatan, dinamai setan, baik dari jenis jin mahupun manusia.

Pada ayat di atas, Allah menjelaskan bahwa setan adalah musuh umat Islam dan Allah memerintahkan agar umat Islam memusuhinya, maka wajiblah umat Islam memeranginya.

Jihad melawan setan itu ada dua tingkatan: pertama, memerangi segala tipu muslihat yang menimbulkan keragu-raguan dalam kepercayaan (iman). Kedua, memerangi segala godaan yang mendorong manusia melanggar ketentuan Allah.

III. Jihad melawan kezaliman, kejahatan dan bid’ah
Jihad tingkatan ketiga ini lebih ditekankan kepada intern umat Islam. Dalam sebuah hadits disebutkan:

Artinya : “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).\

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim disebutkan bahawa apabila seorang Muslim melihat seseorang mengatakan dan mengerjakan yang tidak diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, maka dia wajib berjihad dengan tangannya, jika tidak mampu dia wajib berjihad dengan lisannya, jika tidak mampu dia wajib berjihad dengan hatinya. Orang yang berjihad dengan hati ini adalah termasuk orang yang beriman. Jika dengan hatinya dia tidak mampu, maka sama saja dia tidak memiliki iman sama sekali.

IV. Jihad terhadap orang kafir
Jihad terhadap orang kafir ini wajib dikerjakan setelah umat Islam mengerjakan ketiga jihad di atas dengan sempurna.

Jihad terhadap orang kafir tidak mesti dilakukan dengan memerangi mereka secara fisik, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

“Berjihadlah melawan orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa, dan lisan kalian.” (Shahih: HR. Ahmad (III/124), an-Nasa-i (VI/7), dan al-Hakim (II/81), dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu)

Kita buat SOP buku 555 itulah juga merupakan "JIHAD" yang dituntut oleh Allah dan mereka yang berjihad dengan SOP buku 555 itu bermakna sudah melalui 2 tingkatan Jihad iaitu Tingkatan 1 iaitu Jihad melawan hawa nafsu dan Tingkatan 2 iaitu Jihad melawan setan.

Apa lagi nikmat Allah nak kita dustai untuk mengatakan tidak pada SOP buku 555..??

Yang mana dah berjaya melepasinya dengan amalam SOP buku 555 tu, sila duplikasikan secret to success ini dan makmurkan dan share dengan tribe followers masing-masing untuk mendapat keberkatan Allah atas ilmu dan rezeki..

Yang beri pun DIA
Yang nak tarik balik pun DIA
Pastikan yang sudah ada dalam genggaman kita tidak akan hilang

Jangan kita buat lain, kita ajar lain
Jangan kita ada RISAU & TAKUT selain daripada RISAU & TAKUT kepada Allah, bila kita share takut orang kata "POYO" dan kehilangan ahli follower dan sebagainya.. Biar hilang semua jangan sampai hilang Allah di dalam jiwa kita.

Faham dan jelas semua...

0 comments: