Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Juz 1 : Surah al-Fatihah dan surah al-Baqarah

9:19 AM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


Surah Al-Fatihah dan Surah Al Baqarah
Hubungan Surah-surah Al-Qur’an dan Karakter manusia.

Surah ini adalah surah yang pertama dalam tertib urutan surah Al Quran berdasarkan Tauqif (instruksi) Nabi SAW menurut pendapat Jumhur atau Majoriti ulama ahli Al Quran yang tertuang dalam mushaf ustmani.

Sebab Dinamakan Al Fatihah..??

Surah pertama ini dinamakan Al Fatihah karena firman Allah SWT yang terangkum dalam sebuah kitab yang bernama Al Quran diawali oleh surah ini. Dalam bahasa arab kata "Al Fatihah" adalah isim fa'il atau bentukan kata yang berarti subjek dari "fataha-Yaftahu-fathan-futuuhan", berarti membuka. 

Oleh sebab itu, secara etimologi, Al Fatihah berarti pembuka. Atau lebih jelasnya pembuka atau awal dari surah-surah Al Quran yang berjumlah 114 surah.

Juz 1 merupakan satu-satunya juz yang paling unik di antara juz yang ada dalam al-Quran. Keunikan juz ini dapat dilihat pada bahagian awal lembaran al-Quran.

Pertama, al-Quran Mushaf Utsmani mulai ditulis pada halaman 2. Dengan demikian, juz 1 dimulai dari halaman 2 al-Quran, dan itulah mengapa juz 1 hanya terdiri atas 15 halaman. Kenapa halaman 1 (pertama) al-Quran tidak ada atau tidak diisi dengan ayat, sehingga seolah-olah halaman 1, atau angka 1 itu hilang, dan tidak nampak.

Hal ini merupakan angka 1 atau peribadi mustahil, bahkan misteri. Ialah yang hendak dicari melalui proses perjalanan panjang hidup manusia, yaitu pencarian jati-diri. Mengenal dan memahami diri sendiri suatu hal yang sangat berat. 

Dan pengenalan diri satu-satunya jalan yang mesti ditempuh jika seseorang ingin mendapatkan suatu bentuk pengalaman spiritual atau pengetahuan hakiki mengenai ke-Maha-Besaran Tuhan.

Keunikan kedua, 
Dalam Mushaf Utsmani halaman 2 hanya diisi 7 ayat, yaitu surat al-Fatihah. Kenapa pada halaman tersebut tidak dipenuhi sahaja dengan ayat, misalnya diisi dengan ayat dari surat al- Baqarah. Orang tak pernah berpikir dan mempertanyakan masalah ini. Sebab, biasanya hal ini hanya dianggap sebagai persoalan perwajahan, atau semacam ornamen-estetis yang dibuat oleh pihak percetakan.

Keunikan ketiga, 
Dalam Mushaf Utsmani, halaman 3 hanya diisi 4 ayat dari surat al-Baqarah. Kenapa dari 286 jumlah ayat dalam surat al-Baqarah, hanya 4 ayat yang ditulis atau ditaruh pada halaman 3. Jika alasannya hanya untuk mengimbangi estetika halaman 2, kenapa tidak 7 ayat, sehingga sama dengan jumlah ayat pada surat al-Fatihah. Apa maksud angka 4, atau 4 ayat pada halaman 3 al-Quran itu.

Keunikan keempat, 
Ayat-ayat pada halaman 2 dan 3 al-Quran, yang berisi surat al-Fatihah (7 ayat) dan surat al-Baqarah (4 ayat) itu dicetak tebal. Huruf-huruf dalam ayat-ayat tersebut dicetak lebih besar jika nak dibandingkan dengan ayat-ayat lain dalam al-Quran. Apakah ini merupakan bentuk cetak-tebal dari juz 1 atau bukan? Ini merupakan keistimewaan yang dimiliki oleh juz 1.

Banyak orang menyebut halaman tersebut sebagai ”Ummul- Quran”. Kenapa demikian? 
Berbagai interpretasi dapat dilakukan. Sebahagian ulama hanya menyebut surat al-Fatihah saja yang merupakan ”Ummul Qur’an”. Bahkan, ada lagi interpretasi bahwa Ummul- Qur’an ini terletak pada salah satu ayat saja dari surat al-Fatihah. Semua interpretasi boleh dan sah untuk dikembangkan . Tetapi, interpretasi yang dilakukan pada umumnya hanya didasarkan atas tafsir ayat, atau pemahaman dan renungan subjektif pada interpreternya, dan tidak didasarkan atas format, atau susunan al- Quran itu sendiri secara keseluruhan.

Di sini, halaman Ummul Quran cenderung mengacu pada keunikan halaman 2 dan 3 al-Quran, dimana terdapat angka-angka yang dapat dijadikan rumus untuk memahami kandungan seluruh surat dalam al-Quran. Pada halaman tersebut, terdapat angka 2, 3, 7 dan 4. Dari angka 7 dan 4 (jumlah ayat pada kedua surat tersebut), dpat dijadikan dasar falsafah mengenai studi al-Quran.

Jika kita membuka al-Quran, maka yang akan tampak angka 47. Apabila angka ini dihubungkan dengan nama surat, maka ia surat Muhammad. Ini berarti bahawa membuka-buka al-Quran secara implisit bererti mempelajari apa yang dibawa oleh Muhammad. Dan Muhammad itu sendiri tidak lain al-Quran. Sedangkan apabila kita menutup al-Quran, maka angka yang akan terlihat 74. Dan angka ini sama dengan nombor surat al-Mudatsir (berselimut atau berselubung). Ini berarti bahwa kalau kita menutup al-Quran, dan tidak lagi bersedia membuka ”wawasan” Qurani, maka kita akan bersikap ”tertutup” dan berselimut dengan persepsinya yang telah dikukuhkan. Dan al-Quran itu sendiri juga menjadi tertutup oleh sampulnya.

Berselimut atau berselubung (al-Mudatsir) suatu sikap yang sah dan boleh saja dianut oleh setiap orang. Sebab, yang berselubung dan berselimut dalam al-Quran juga Muhammad itu sendiri. Namun demikian, secara metaforanya berselubung dan berselimut justeru diperingatkan . Ini berarti bahawa sebaiknya manusia tak perlu berselubung dan menutup diri dengan pengukuhan persepsinya. Sebab, kebenaran itu banyak, meskipun yang banyak itu satu. Dan realiti itu sendiri selalu menampakkan perubahan, perubahan itulah hakikat segala sesuatu.

Oleh karena itu, bukalah selimut dan selubung, kemudia berdialoglah dengan realiti yang selalu berubah. Dengan demikian, ada dinamiknya dalam hidup. Dan melalui proses dialog dengan fenomena kebenaran yang beraneka-ragam kita dapat menemukan makna kehidupan yang penuh dengan kemustahilan ini. 

Karena itu, hakikat manusia bahawa dirinya selalu mencari dan menjadi, ia selalu mencari dan menjadi dirinya sendiri. Karena itulah, huruf Alif atau angka 1 bersifat misteri, sebagaimana diri kita sendiri.

Namun demikian, dalam kaitan ini setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih berbagai alternatif. Setiap orang bebas memilih, dan setiap pilihan sah bagi dirinya, mana yang hendak dipilih dalam memahami fenomena kebenaran. Sebab, apa yang ada di depan mata kita, semuanya fenomena kebenaran, atau fenomena Qurani. Kebenaran setiap segala sesuatu. Persoalannya bagi kita, bagaimana mengembangkan aspek pemikiran untuk ”memahami” dan mengambil makna lebih dalam dari fenomena kebenaran itu.

Karakter seorang juz 1 dapat dipahami pertama dengan cara memahami karakter huruf atau angka 1 berhuruf Alif. Huruf tidak dapat menempati posisi tengah. Ia hanya dapat ditempatkan di awal atau di akhir rangkaian huruf. 

Apabila seorang juz 1 berada di depan, misalnya menjadi seorang pemimpin ia cenderung bersikap egois, dan sangat autoriti. Sebab, angka 1 angka atau huruf tunggal, ia tidak ada duanya. Karena itu, ia merasa dirinya paling benar dan kerana itu harus diikuti. Tetapi, apabila ia berada di belakang, ia sama sekali tidak memiliki alternatif. Dia dapat dengan mudah menurut dan ikut pada siapapun.

Jumlah  halaman Juz 1, lebih sedikit di banding dengan Juz lainnya (16 Halaman). Sementara Juz 1 hanya 15 halaman. ia selalu merasa ada saja sesuatu yang kurang dalam dirinya, bahkan selalu tidak puas. Hal ini membuat ia kehilangan ”sesuatu” dalam dirinya.

Juz 1 jumlah halamannya 15 sedangkan Juz 30 memiliki 21 halaman. Perbedaan jumlah halaman ini juga boleh menggambarkan karakter dari Juz yang bersangkutan. Ini kerana halamannya kurang, membuatkan orang dengan Juz 1 selalu sahaja merasa ada sesuatu yang kurang pada dirinya atau berpotensi untuk menjadi orang yang kurang percaya diri. Di sisi lain, ia bisa menjadi seseorang yang tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dicapai.

Dalam juz 1, terdapat halaman 2 dan 3 yang merupakan halaman istimewa. Seorang juz 1, juga cenderung menuntut keistimewaan tertentu pada orang terdekatnya, terutama dalam lingkungan keluarga. Ia minta segalanya diistimewakan. Halaman juz 1 yang hanya 15, membuat ia kehilangan ”sesuatu” dalam dirinya. Seorang juz 1 harus selalu ”dilayani”. Ini berbeda dengan seorang juz 30 yang kelebihan halaman (21 halaman), dan cenderung ”melayani orang lain”, seorang juz 1 walaupun kekurangan halaman. Karena itu ia harus dilayani oleh orang lain.

Surat al-Fatihah 7 ayat, membuat ia berbakat untuk menjadi seorang pembuka jalan baru bagi suatu bentuk pencerahan. Dalam kisahnya, seorang Musa dengan tongkatnya, dapat membuka jalan buntu. Ia dapat membuat terobosan baru di tengah samudera. Ini bererti bahawa, dengan kekuatan ”otak”, seseorang dapat menemukan suatu bentuk ”kreativiti”, sehingga dapat memecahkan segala macam keadaan buntu.

Tetapi sebaliknya, surat al-Baqarah pada juz 1 juga dapat membuat ia memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain. Al-Baqarah sandi tentang susu. Hanya sapi betinalah yang mengandung susu. Jika surah ini dominan, maka seorang juz 1 cenderung ”menyusu”, atau katakanlah sangat tergantung pada ”pelayanan” orang lain. Ia dapat menjadi begitu lemah bagaikan seorang bayi yang hanya memerlukan susu. Dengan surah ini, ia boleh menjadi seorang yang sama sekali tidak punya perasaan.

Jika dilihat dari sistem 11, maka kelemahan fizik seorang yang memiliki juz 1 terletak pada bahagian perut dan atau kepala (otak). Kelemahan lain, terletak pada bahagian bahu (pundak) sebelah kanan. Sistem 11 bagi juz 1 sama dengan juz 10, 19 dan 28. Juz-juz tersebut, apabila dimampatkan sama dengan 1. Oleh karena itu, karakter juz-juz tersebut juga dalam tahap tertentu memiliki kemiripan dengan karakter seorang juz 1.

Dalam masyarakat kita, orang yang berjuz 1 ”nampaknya” jarang. Artinya, dari pengalaman bergaul dan mengamati banyak orang, seorang yang ber juz 1 relatif sedikit, bahkan jarang ditemui. Namun demikian, seorang anak juz 1 sebaiknya dididik atau dikondisikan untuk memiliki kegemaran berpikir, sehingga ia benar-benar dapat memfungsikan kekuatan otaknya sejak awal usia. 

Pengaruh surat Al Baqarah ini membuat dirinya menjadi ”pelayan” yang baik bagi orang lain, terutama keluarganya. Memberikan susu bagi anak-anaknya sekaligus pemelihara. Faktor surah ini pula membuat seorang juz 1 merupakan pekerja keras.

Pada prinsipnya, ia dapat memasuki bidang apapun, asalkan ia mendapat ”pelayanan” secara profesional sejak kecil. Dengan ”pelayanan” yang penuh pengertian dari pihak lain, atau orang di sekelilingnya, maka ia akan dapat mengaktualisasikan diri secara optimal. 

Di sini Al-Fatihah bermakna sebagai bayi yang baru lahir, sedangkan angka 7 paru- paru/pernafasan. Surat al-Fatihah bergandingan dengan surat al- Baqarah (sapi betina) penghasil susu. Di sini dapat dilihat bahawa keperluan utama bayi yang baru lahir adalah susu. Siapapun yang dapat memberi keperluan susu kepada bayi, maka dialah dianggap sebagai ibunya. 

Angka 13 di atas menunjukkan kelengkapan anatomi bagi seorang bayi tatkala lahir ke dunia. Bagi psikologi perkembangan orang dewasa, fasa ini dapatlah disebut sebagai fasa pencarian. Titik 13 di sini bermakna sebagai pencarian jati-diri seseorang. Dengan pencapaian hingga titik ke 13, maka seseorang telah mendapatkan jati dirinya.

0 comments:

Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Analisa karakter dan potensi diri juzuk 1

9:19 AM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


ANALISIS KARAKTER DAN POTENSI DIRI JUZUK 1

Juz' 1 – 1.Al-Fatihah 1. – 2.Al-Baqarah 141
Pattern ingin dilayani dan melayani

Juz ini terdiri atas dua surat, yaitu surat pertama (al-Fatihah) sebanyak 7 ayat, dan surat ke-2 (al-Baqarah) sebanyak 141 ayat (ayat 1 hingga ayat 141). 

Juz ini berisi 148 ayat. Berbeda dengan juz-juz lainnya yang berisi 16 halaman, juz ini hanya berisi 15 halaman sahaja. 

Berikut ini daftar nama surat pada juz 1

1.      1        Al-Fatihah     (7)         1 – 112     Pembuka

2.      2        Al-Baqarah   (141)     1 – 141     Sapi Betina
      Jumlah ayat     (148)

Secara umumnya, orang yang mempunyai Juz 1 ini mempunyai ciri-ciri khas dan karakter dasar yang menonjol pada visinya yang jauh, kuat bekerja dan bahkan mungkin mampu bekerja di bawah tekanan. Selain daripada itu, ia sangat pandai bersosialisasi serta menyukai eksplorasi atau segala bentuk inovasi teknologi yang terbaru. Biasanya kecenderungan kepada bidang ilmu dan pengetahuan begitu tinggi.

Potensi dasar seseorang yang mempunyai Juz 1 lainnya iaitu ia bertipikal penakluk, ertinya jika ia menginginkan ilmu atau sesuatu hobi maka ia akan kejar ilmu atau hobi yang diminati sampai ia menaklukkannya.

Jadi, positif atau negatifnya adalah tergantung dengan apa yang diminatinya. Jika hobinya positif maka tentu sahaja positif hasilnya dan begitulah jika berlaku sebaliknya.  Untuk itulah ibu bapa yang memiliki anak  Juz 1 maka ia harus menjaga minat dan hobi anaknya. Jangan dibunuh potensi anak mereka. Tumbuhilah mereka sejak kecil kepada minat, hobi atau pengetahuan yang sangat diperlukan bagi kehidupannya.

Karakter seorang Juz 1, apabila seseorang Juz 1 berada di depan, misalnya menjadi seorang pemimpin ia cenderung bersikap egois, dan sangat autoriti orangnya, ia sangat berkeyakinan tinggi dan tidak memerlukan bantuan orang lain. Segala Keinginannya harus terpenuhi. Sebab ia merasa yang paling benar oleh kerananya harus di ikuti. Tetapi bila ia berada di belakang, ia sama sekali tidak memiliki pilihan, dia dapat dengan mudah menurut dan ikut pada siapa pun.

Secara matematiknya mereka yang berjuz 1 berpotensi besar untuk menjadi seorang yang sukses. Perhatikanlah berbagai potensi dasar yang dimilikinya, sangat mendukung dan melancarkan progres kearah itu. Bukankah ciri-ciri seseorang yang ingin sukses harus bervisi kedepan, memiliki kemampuan untuk bekerja keras, pandai berinteraksi untuk menjaring networking atau hubungan, menyukai sesuatu yang baru serta memiliki semangat penaklukan. Bersyukurlah jika anda anak putra/i anda berjuz 1, karena modal awal untuk maju dan sukses telah anda atau anak anda miliki.

Kelemahan yang paling utama dari orang yang berjuz 1 adalah mereka mudah bosan, jika kebuntuan menghadang mereka mudah menyerah, mudah terjebak pada ketinggian hati serta sangat ambisi. Jelas, jika potensi dasar tersebut tidak terkendali atau tidak sejak awal dikendalikan dengan baik maka akan mengganggu perjalanannya untuk menuju kesuksesan dan kebahagiaan.

0 comments:

Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Pengenalan tentang ilmu huruf

12:01 AM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


PENGENALAN TENTANG ILMU HURUF

Ilmu huruf ini adalah suatu ilmu yang umum. Kemudian ia diklasifikasikan kepada bahagian-bahagian tertentu mengikut disiplin setiap ilmunya.

1. Dalam Ilmu Tauhid, akidah perbahasan tentang huruf adalah dikaitkan dengan sifat kalam makhluk dan sebagainya.

2. Dalam Ilmu Feqah, perbicaraan tentang huruf adalah berkait rapat dengan soal-soal bacaan sembahyang, batal solat dengan satu huruf yang memberi makna dan sebagainya.

3. Dalam Ilmu tasauf, ia berkait rapat dengan isyarat-isyarat dan makna-makna huruf yang manifestasinya amatlah mendalam, kaifiat zikir berdasarkan huruf dan sebagainya. Perbicaraan dalam tribe ini juga sebenarnya adalah sangat berkait rapat dengan ilmu tasauf kerana ahli-ahli tasauflah yang mempelopori bidang ini (Al-Hikmah).

4. Dalam Ilmu Tajwid pula, huruflah merupakan perkara asas pembelajarannya, perbicaraan tentang makhraj huruf tidak asing lagi dalam tajwid al-quran dan pelbagai bentuk bunyi huruf, hukum-hukum bacaan dan sebagainya.

Begitulah, setiap ilmu mempunyai kaitan yang nyata dan hubungan yang erat dengan huruf-huruf hijaiyah itu.

0 comments:

Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Gambaran singkat juz diri manusia

11:46 PM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


GAMBARAN SINGKAT JUZ DIRI MANUSIA

Mengingat manusia adalah sebagai wakil Allah (Khalifah Allah), maka ketika mereka diperintah untuk memakmurkan bumi ini, sudah dapat dipastikan Allah telah memberikan pedoman hidup yang dengannya manusia dapat mengenal siapa dirinya, siapa Tuhannya dan mengenal alam semesta ini agar mereka sukses didalam melaksanakan misi dan tugas tersebut.

Al-Qur’an adalah kumpulan ayat-ayat-Nya yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan padanya password untuk membongkar ilmu-ilmu Allah yang tidak terbatas. Dengan melihat buah epal jatuh, seorang Newton menemukan hukum gravitasi, maka sebetulnya banyak sekali yang dapat kita temukan pada Al-Qur’an dengan melihat struktur dan susunan Al-Qur’an. Manusia adalah ciptaan yang tidak lepas “taqdir Allah” atasnya maka sebagaimana matahari yang dicipta dan berputar atas taqdir Allah kita dapat menghitung serta menjangka berbagai hal tentang matahari seperti suhu, lama putaran serta berbagai implikasinya, maka kitapun dapat menghitung serta menggali berbagai potensi dan karakter manusia.

Juz seseorang secara objektifnya adalah hasil logik data spesifik (kelahiran) setiap orang yang khas dan dapat dihitung sebagai konsekuensi logik dari keteraturan alam semesta dan susunan Al-Qur’an serta fungsi Al-Qur’an sebagai peta dengan pendekatan hitungan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahawa taqdir memiliki makna adanya potensi yang Allah beri pada ciptaanNya dan potensi tersebut dapat dibaca atau dibongkarkan.

Sekali lagi lihatlah bagaimana pertukaran matahari disebut oleh Al-Qur’an sebagai taqdir Allah.

Ertinya matahari dicipta dengan potensi tertentu dan dapat diukur berbagai potensinya tersebut dengan segala implikasinya. Terlebih lagi - tatanan alam semesta dibangunkan oleh Allah secara matematik. 

Allah berfirman ;”..dan Dia menghitung segala sesuatu”. (72 ; 28).

Dengan demikian, alam semesta termasuk manusia dapat dibongkar segala potensi dasar yang dimilikinya.

Dengan alasan tersebut kami yakin bahawa potensi manusia yang disebut sebagai bentuk taqdir Allah dan juga kerana alam semesta dibangun Allah sangat matematik termasuk juga manusia. Maka dengan itu kita mampu membaca potensi manusia.

Tapi mengapa membaca potensi dan karakter manusia dengan mempergunakan password tarikh kelahirannya ? Sebelum ini telah dijelaskan bahawa waktu memiliki potensi atas alam semesta termasuk manusia. Ertinya – di antara pembentuk potensi dasar manusia selain faktor genetik juga faktor waktu. Bukankah pada bulan 12 ada potensi musim hujan – begitu pula ada potensi pada waktu kelahiran Anda. Kerana ia turut membentuk potensi & karakter dasar manusia maka untuk mengetahui potensi manusia dapat dilihat waktu kelahirannya yang membentuk potensi dasar mereka.

Selanjutnya kerana alam ditata sangat matematik – juga susunan dan struktur Al-Qur’an sangat matematik dan hubungan yang sangat kuat antara alam (termasuk manusia) dengan Al-Qur’an yang semuanya adalah ayat-ayat Allah.

Tentu saja, fenomena struktur Al-Qur’an jika dapat dipecahkan rahsianya dapat membongkar berbagai misteri alam semesta termasuklah manusia. 

Konsep juz berasas hitungan yang kami temukan memiliki beberapa rumus atau method yang dengannya password yang ada pada Al-Qur’an tentang potensi dan karakter dasar manusia dapat kami bongkar.

Dengan tetap setia kepada Al-Qur’an - lalu kami masukkan data kelahiran seseorang pada Al-Qur’an maka kami menemukan berbagai output tentang orang tersebut, baik mengenai karakter dasar Juz, potensi karier/bakat, Energi Diri serta Early Warning System (EWS) sebagai peringatan awal agar selalu sedia payung sebelum hujan dan sebagainya. 

Dengan demikian, kerana itu setiap orang memiliki karakter dan potensi dasar dari Juz-nya dan sebagainya sebagai hasil input data dari kelahirannya.

Kita percaya bahawa dengan mengamalkan Juz Diri masing-masing yang mana menjadi “Cetak Biru (Blueprint)” manusia, maka bererti kita sedang mengaktifkan berbagai potensi positif kita serta pada waktu yang sama kita sedang menonaktifkan berbagai potensi negatif yang kita miliki.

Juz setiap diri seperti software “Anti Virus”. Jika komputer anda terserang virus, maka anda akan membasminya dengan mengaktifkan program anti virus pada komputer anda. Dengan demikian, jika anda membaca Juz Diri anda bererti anda sedang mengaktifkan software anti virus pada diri anda yang akan mengesan secara total seluruh potensi penyakit atau segala sesuatu yang membahayakan diri anda. Pada saat scanning atas virus-virus yang mungkin ada pada diri anda berjalan (berproses) dan ditemukan sesuatu yang membahayakan diri anda maka secara automatik akan terjadi proses pemusnahan (deleting) atas virus-virus tersebut. 

Terbukti ribuan orang yang telah menyaksikan keajaiban tersebut-di mana mereka sembuh dari berbagai penyakit yang menyerangnya. Bagaimana cara mengoptimalkan potensi dan penyembuhan baik untuk diri sendiri dan orang lain. 

Telah sangat banyak orang yang menjadi saksi ada kekuatan yang luar biasa ketika Juz Dirinya diamalkan secara tepat. Ketika ada berbagai tumbuhan ubat, maka ketika anda sakit, tidaklah anda serta merta akan mengambil tumbuhan tanpa formula, sukatan atau dos yang tepat. dengan kata lain Anda harus punya ilmu dan pengalaman. Di sinilah fungsi Juz Diri, seperti formula/sukatan/dos ubat yang tepat bagi perkembangan potensi positif diri kita.Begitu pula ketika al-Qur’an dikatakan sebagai ubat

Kita memerlukan formula atau dos yang tepat. Juz setiap orang menurut konsep kami adalah dos yang paling tepat (tanpa kesan sampingan negatif) untuk ubat dan penawar dari potensi buruk kita serta dari berbagai penyakit yang membahayakan diri kita.

Memberdayakan potensi Juz khususnya adalah ikhtiar untuk hidup lebih baik dan bermakna serta sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

Lihatlah potensi otak manusia yang sangat besar potensinya yang sengaja Allah berikan untuk diberdayakan secara maksimal untuk kebaikan umat manusia secara universal. Bahkan menurut ajaran Islam, memberdayakan potensi tersebut dipandang sebagai bentuk rasa syukur dan bentuk ibadah kepada Allah.

Demikian pula potensi Juz setiap orang - apabila diberdayakannya secara maksimum maka itu bukan sebuah penyimpangan dari ajaran Islam, bahkan ia adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. 

Apabila anda menghadapi pelbagai masalah kehidupan yang berat seperti penyakit kronik, masalah hutang-piutang, masalah kewangan, masalah keluarga yang tidak harmoni, masalah anak degil/nakal, tidak mendengar kata masalah pekerjaan/karier, naik pangkat, kes perbicaraan mahkamah dan lain sebagainya dan anda sudah mencuba seluruh solusi alternatif tapi belum berhasil maka kembalilah anda kepada AL-QUR'AN.

KETIKA SEGALA UPAYA TELAH DILAKUKAN, KETIKA SELURUH DAYA TELAH DIKERAHKAN, KETIKA CARA-CARA LAMA SUDAH TIDAK DAPAT DIGUNAKAN DAN TIDAK ADA HASILNYA, MAKA SAATNYA ANDA MENDAPATKAN RAWATAN TEKNOLOGI AL-QUR’AN.

0 comments:

Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Pengenalan

11:45 PM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


PENGENALAN

Para Ulama telah sepakat bahawa Al Quran itu adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad, dan Al-Qur’an tersebut adalah mukjizat yang abadi. Ertinya, mukjizat Nabi Muhammad yang lainnya hanya tinggal kenangan sejarah, namun mukjizat Al Qur’an tetap abadi dan aktual. 

Tentu saja sebagai mukjizat abadi, Al Qur’an selalu melayani manusia yang masih meragukan atau menolak kewujudan dan kebesaran Allah, menolak Islam atau sekadar untuk menambah keyakinannya kepada Allah dengan bukti-bukti mukjizatnya yang sangat mengagumkan. 

Ajaibnya lagi, dalam struktur Al Qur’an ditemukan bahawa semua Surah yang memiliki 11 ayat bermakna sukar dikendalikan seperti Surat 63, 93, 100, dan 101. Surat 63 adalah Surah Al-Munaafiquun (orang-orang munafik), bukankah orang munafik sukar untuk dikendalikan? 

Surat 93 adalah Surat waktu Dhuha, bukankah waktu secara umum sangat cepat berlalu dan sangat sulit mengendalikannya? 

Surat 100 adalah Surat Al- ‘Aadiyaat (kuda yang berlari kencang), bukankah kuda jika sedang berlari kencang sangat sulit dikendalikannya? 

Selanjutnya Surat 101 yang bererti goncangan atau kiamat, bukankah jika sedang ada goncangan baik itu gempa bumi atau lainnya maka pada saat itu suasana sangat sulit dikendalikan? 

Tidak mungkin ada manusia yang mampu membuat Kitab seperti Al-Qur’an ini, apalagi Nabi Muhammad yang dikenali tidak dapat menulis dan membaca dan pada saat itu komputer dan alat hitung jauh dari fikiran manusia.

0 comments:

Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Kelemahan dan kelebihan orang juz 17

5:27 PM Rashidah Abd Hamid 0 Comments

KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

Kelemahan seorang juz 17 terletak pada darah dan atau THT. Apabila THT menjadi kelemahan, kemungkinan yang terjadi, kena serangan flu, terasa gatal-gatal pada telinga atau leher, sering terkena sakit pada bahagian gusi, atau terganggu kepekaan pendengarannya. Apabila ini tidak terjadi, maka kemungkinan lain darah tinggi atau darah rendah.

Kelemahan lain seorang juz 17 terletak pada bagian saraf otaknya. Apabila keinginan (dalam hal ini termasuk hasrat seksualiti) terganggu, maka ia akan mengalami stress atau bahkan kegilaan. Sama ada disedari atau tidak, diketahui atau tidak, banyak “kegilaan” terjadi pada seorang juz 17, kerana ialah orang yang sering tidak dapat mengawal diri. Seorang anak-anak juz 17 sebaiknya disalurkan bakat potensi semulajadinya pada study masalah –masalah global. Misalnya, ia di sekolah pada jurusan Hubungan International. Dan sebaiknya ia tidak disekolahkan pada bidang yang terlalu banyak menghafal. Jangan hairan jika seorang anak kecil juz 17 bersifat “Melawan Kata”, mahunya pergi main bersama teman- teman hingga tak kenal waktu, dan kemudian enggan belajar pada mata pelajaran yang terlalu banyak menghafal. Sebab, seorang juz 17 pada umumnya paling tidak “berbakat” untuk menghafalkan banyak nama atau istilah. Namun demikian, kapasiti intelektualnya sebenarnya sesuai untuk disalurkan menjadi seorang generalis, yang tidak terlalu disibukkan pada masalah detail. Dengan kata lain, untuk berpikir banyak masalah ia mampu, tetapi tidak pada persoalan detailnya.

Jika THT (telinga, hidung, tekak) seorang juz 17 tidak menjadi kelemahan, misal “sukar bicara”, maka ia memiliki bakat semulajadi untuk menjadi seorang ahli pidato, penceramah, konsultan yang mempunyai kekuatan pada suara. Di samping ia memiliki kelebihan mengolah kata (bahasa) dengan rentaknya, ia juga memiliki “gaya panggung” yang lebih dibandingkan dengan orang lain. Oleh kerana itu, sejak kecil sebaiknya seorang anak juz 17 didesignkan untuk menjadi seorang penyampai, mubaligh, penceramah atau kegiatan yang berkaitan dengan mimbar.

Khusus untuk seorang juz 17. Pada umumnya, problem kerapkali  dihadapi seorang juz 17 adalah masalah seksual. Bila hal ini tidak segera teratasi secara “sah”, maka ia akan mengalami stress. Orang lain boleh saja mengalami hal yang sama, tetapi seorang juz 17 memiliki kemungkinan lebih besar. Oleh karena itu, seorang juz 17 sebaiknya dapat menempuh jalan yang “arif” untuk menyalurkan kemahuan seksualitinya.

Kupasan tambahan berkenaan Juzuk 17

Taktik dapat difahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6 dari juz 17, iaitu berjumlah 82 ayat. Jumlah ayat ini selanjutnya dikorelasikan menjadi urutan surah. Surah Al Qur’an yang ke-82 adalah Al Infithar artinya yang terbelah. Orang yang membawa karakter juz 17 cenderung emosional dan meledak-ledak dalam menyampaikan sesuatu. la juga tergolong orang yang energatic. Namanya terbelah, seringkali ia berada di dalam situasi dilema dalam mengambil keputusan.

Begitu pula dengan negatif/positif, boleh diketahui dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 yang total berjumlah 74. Urutan surah Al Qur’an ke 74 adalah Al Muddatsir yang berarti orang yang berselimut. Orang yang berjuz 17 biasanya tertutup dan malas jika harus mengikuti aturan orang lain, dengan kata lain ia agak susah diatur. Selalunya kita tidak dapat faham apa yang sebenarnya yang diinginkan oleh seorang juz 17.

Jalan keluar bagi orang yang membawa karakter juz 17 didapati dari jumlah ayat yang berada pada halaman 14 dan 15, yaitu 25 ayat. Surah Al Qur’an yang ke 25 adalah Al Furqan, artinya pembeda. la adalah jenis orang yang tidak suka mencampuradukkan berbagai permasalahan. Baginya masalah harus disusunatur dan dibahas serta diselesaikan menurut jenis dan macamnya sehingga dalam mencari solusinya lebih terarah atau fokus.

Namanya juga pembeda, ia lebih percaya pada diri sendiri bila berbeda pendapat dengan yang lain, meskipun orang lain menganggap hal itu aneh. Dengan kata lain, ia berani tampil unik. Karena hal inilah yang dijadikan senjata untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya

Bila kita menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu halaman 16 pada juz 17 yang totalnya berjumlah 9 ayat. Surah ke 9 Al Qur’an adalah At Taubah. Seperti dijelaskan di awal, bahawa orang yang berjuz 17 sebenarnya adalah jenis pemaaf. Selain itu ia sukar untuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.
Tapi, bila kesalahan tersebut besar pada pandangannya. la menjadi seorang yang keras dan tidak boleh memaafkan kesalahan tersebut. Jangankan memaafkan, menegur orang tersebut pun enggan.

0 comments:

Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Analisis karakter dan potensi diri juzuk 17

5:27 PM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


ANALISIS KARAKTER DAN POTENSI DIRI JUZUK 17

Juz' 17 – 21.AlAnbiyaa 1. - 22.Al Hajj 78
Pattern Mementingkan Kesempurnaan, Berani Tampil Lain dari yang lain dan Suka Memaksakan Keinginan Sendiri

Juz ini terdiri atas dua surah utuh, yaitu surat ke-21 (Al Anbiyaa) dan surat ke-22 (Al-Hajj). 
Dengan demikian, awal juz ini adalah awal dari surah dan akhir juz ini juga merupakan akhir surah. 
Berikut daftar surah-surah pada juz 17.

1.      21 Al-Anbiyaa’     (112) 1 – 112     Para Nabi

2.      22 An-Hajj            (78) 1 – 78         Haji
         Jumlah ayat         (190)

Berdasarkan urutan surah sesuai dengan nombor juznya, surah ke-17 adalah Al Isra (perjalanan malam). 
Ini menunjukkan bahawa orang yang membawa karakter juz 17 ketika menghadapi sesuatu permasalahan, memilih jalan untuk menenangkan diri terlebih dulu sebelum mencari jalan penyelesaiannya. Baginya masalah harus diselesaikan dalam keadaan yang tenang.

Menenangkan diri versi orang yang berjuz 17 boleh jadi berbentuk macam-macam. Boleh bergelumang dengan dunia malam atau sebaliknya, mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengingat Isra merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.

Mimpi adalah salah satu bentuk “perjalanan” malam. Ertinya, seorang juz 17 termasuk orang yang gemar bermimpi atau berimaginasi yang tinggi. Atau orang juz 17 juga memiliki banyak sekali idea atau perancangan.

Salah satu dari 4 juz dalam Al Qur’an yang terdiri dari surah penuh, iaitu diawali oleh akhir surah dan diakhiri oleh akhir surah pula adalah juz 17. Memang empat juz tersebut antara lain juz 17, 28, 29, dan 30 tergolong juz yang “istimewa”.

Artinya boleh jadi dengan tidak adanya surah yang pecah dalam juz-juz tersebut tanpa terkecuali juz 17 yang kita bahas pada edisi kali ini menjadikan seorang yang membawa karakter juz 17 mempunyai peribadi yang tidak ingin setengah-setengah dalam menangani sesuatu. Buat sesuatu mesti sampai habis.

seorang yang mempunyai juz 17 memiliki keakuan yang begitu tinggi seandainya tidak mengenali dirinya. 
Pada saat ia berada pada puncak “egoismenya” , ia merasa bahawa dirinyalah satu-satunya orang yang paling benar. Oleh karena itu, seorang juz 17 sejak kecil sudah menampakkan karakteristik aslinya sebagai seorang yang yang tak dapat dinasihati. Atau lebih tepat ia orang yang sering tidak peduli pada nasihat orang lain

Namun, dibalik kesan angkuh yang melekat padanya, tersimpan sifat yang tulus , peduli pada lingkungan dan ikhlas serta pemaaf. Kerana total ayat surah Al Anbiya yang terdapat pada juz 17 adalah 112 yang merujuk pada surah Al Ikhlas yang ertinya memurnikan keesaan Allah. Selain itu, dengan kemampuan berunding dan berdialog, ia boleh mempengaruhi seseorang atau kelompok

Seorang yang mempunyai juz 17 sangat bercita-cita tinggi, khususnya terhadap gagasan yang ia miliki untuk merealisasikannya. Dengan kata lain juga, apa yang menjadi kesukaannya, akan ia perjuangkan mati-matian, bahkan tanpa mempedulikan orang lain.

Ketika seorang yang mempunyai juz 17 berhadapan dengan orang lain, ia boleh saja bersikap acuh tak acuh atau banyak lebih kepada diam. Dengan kata lain, seorang juz 17 untuk sementara mampu untuk menyimpan ego dan impiannya. Di belakang, ia kemudian berperilaku mengikut keselesaan sendiri. Ketika ia berhadapan dengan orang lain, ia nampak seperti orang yang acuh, tetapi pada dasarnya dia perlu. Dan apabila ia mulai berbicara pada orang lain, selalu ada saja pembicaraan atau gagasan atau impian yang ia simpan.

Awal juz adalah awal surat (Al-Anbiyaa), dan akhir juz adalah akhir surat (Al Hajj). Ini berarti bahwa seorang yang mempunyai juz 17 dalam dirinya selalu merasa mampu untuk menangani masalah secara sendirian. Bahkan, ia sama sekali tidak terbiasa, atau tidak suka meminta pertimbangan atau pertolongan pada orang lain. Dia bagaikan seorang “eksistensialis” sejati.

Surah-surah yang penuh dalam juz 17 juga menjadikannya orang yang selalu memperhitungkan apa yang hendak dilakukannya, atau dengan ungkapan yang lain jangan cuba-cuba untuk melakukan sesuatu secara serampangan (tidak sistematik) di depannya.

Surah penuh merupakan simbol keteraturan, kesempurnaan dan ketepatan serta kecermatan. Atau singkatnya ia adalah figure yang prefeksionis, ertinya segala sesuatu harus terlihat sempurna di hadapannya bagaimanapun caranya.

Juz 17 juga bermakna "estimation", boleh dikatakan orang yang berjuz 17 memiliki kelebihan dalam meramal suatu peristiwa atau kejadian. Selain itu, biasanya ia tidak akan atau malas untuk melakukan sesuatu jika tidak sesuai dengan fikirannya atau paling tidak ada benefit positif (manfaat) buatnya.

Kenapa karakter semacam itu muncul? 

Harus kita fahami bahawa surat Al-Anbiyaa dalam juz 17 berarti para Nabi. Apa yang kita kenal, para Nabi adalah orang yang membawa kebenaran. Sekaligus, mereka para “pembangkang” dari “mainstream” pemahaman atau ajaran yang berlaku pada masanya. Oleh karena itu, jika surah ini begitu “dominan” pengaruhnya dalam diri seorang juz 17, ia akan bersikap merasa “benar” sendiri. Untuk menjadi seorang pembangkang, maka seorang yang mempunyai juz 17 adalah jaguhnya.

Namun demikian, para Nabi adalah orang yang membawa misi perbaikan umat atau lingkungan manusia. 
Dengan kata lain, para Nabi adalah orang yang memiliki rasa kepedulian sosial dan lingkungan yang begitu tinggi. Seorang juz 17 juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang begitu besar. Begitu pedulinya terhadap orang lain, sampai terkadang ia lupa pada dirinya sendiri. Lingkungan bagi seorang juz 17 tidak semata-mata bererti lingkungan “kemanusiaan”, tapi juga lingkungan fizik, baik cultural mahupun natural.

Oleh karena itulah, janganlah hairan jika seorang yang mempunyai juz 17 sangat gemar jalan-jalan atau bermusafir. Ia paling suka pergi kemanapun, melihat dan mengamati “dunia luar”. Dialah seorang pengamat lingkungan sejati. Boleh saja seorang juz 17 tidak sedar, atau tidak dapat menjelaskan kenapa dirinya suka jalan atau memperhatikan berbagai persoalan. Memang, seorang juz 17 sering “out of control”. Terkadang ia lupa terhadap fikiran dan dirinya sendiri. Ini terjadi, karena juz 17 terdiri dari atas dua surat kukuh dan terpisah dari surah-surah lainnya

Terlalu peduli dan perhatiannya terhadap orang lain, seorang juz 17 kadang-kala juga bersikap normatif. Ia menghendaki agar orang lain bersikap dan berperilaku “begini-begitu” sesuai dengan fikiran atau ukuran etika dan normatif yang ada pada dirinya. Di satu saat, ia menghendaki orang lain bersikap atau berperilaku “baik” sesuai dengan kaedah normatifnya, tetapi pada saat yang lain ia sendiri terkadang berbuat sebaik dirinya sendiri.

Memang seorang juz 17 sering bersikap sangat normatif. Tetapi boleh jadi ia menjadi orang yang benar-benar lepas dari norma positif, dan kemudian ia benar-benar hidup dalam “dunia” atau suasananya yang penuh kebebasan. Ia dapat memasuki dunia “bebas” dari yang dikenal. Ertinya kebebasan itulah dunianya yang sebenarnya.

Tetapi itulah kelebihan seorang juz 17, Ia boleh menangani masalah dengan kedua tangannya berdasarkan kaedah "Norm" atau "Causality". Dengan kata lain, surat Al-Hajj merupakan lambang kejernihan berfikir dan bertindak dalam kerangka pemecahan masalah. Secara umumnya, apa yang disebut dengan “haji” adalah lambang kesempurnaan hidup, meskipun secara "cultural" akhirnya menjadi lambang status sosial.

Selanjutnya adalah surah Al Hajj (ibadah haji), yaitu dari ayat 1 sampai ayat 78. lbadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima, apabila seorang muslim telah selesai melaksanakannya maka islamnya telah sempurna. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa orang yang berjuz 17 dalam melihat berbagai hal harus nampak sempurna, namun yang seringkali ia lupakan bahawa sempurna menurutnya belum tentu sempurna menurut orang lain.

Dan, apabila surat Al-Hajj begitu dominan pengaruhnya dalam diri seorang yang memiliki juz 17, maka ia akan menjadi seorang yang begitu “arif”, bersedia “mengalah” dan sangat demokratis. Dengan surah ini, seorang juz 17 memiliki kapasiti untuk menghargai perbedaan pendapat dengan orang lain. Dengan surat Al-Hajj pula, ia mampu menjadi seorang yang “kreatif” dalam berpikir, jernih dalam memandang suatu permasalahan. Selalu ada saja ide dan pemikiran yang muncul dalam benak fikirannya. Jika surat Al-Anbiyaa membuat ia menjadi suka jalan, maka surat Al-Hajj membuat ia berdialog dengan diri sendiri, berfikir mengenai berbagai masalah. Kadang-kala itu boleh juga berdiam diri di kamar, merenung diri berhari-hari.

Seorang yang mempunyai juz 17, sering bersikap “over-estimate” dalam memandang sesuatu masalah, termasuk dalam melihat orang lain. Ia mampu menganggap masalah kecil menjadi seolah besar. Karena itulah, ia sangat pandai dalam mensoal siasat dan membaca pemikiran orang

Jumlah ayat surah Al Hajj yang ada pada juz 17 adalah 78. Kalau kita "convertkan" kedalam urutan surah Al Qur’an maka kita akan mendapatkan surah An Naba’ (berita besar). Artinya orang yang membawa karakter juz 17 boleh menjadi pusat perhatian, cepat semangat dalam melakukan sesuatu tetapi tidak jarang cepat pula pudarnya, dan mempunyai modal untuk meyakinkan orang.

Surat Al-Hajj berada pada juz 17, dan di antara yang dibicarakan dalam Surah Al-Hajj ini adalah berkenaan dengan Melontar Jumrah. Umat islam berpandangan, bahawa melempar jumrah dalam ibadah haji kegiatan mengusir syaitan. Padahal, melempar jumrah hakikatnya adalah mencapai titik kesempurnaan atau target dalam hidup. 

Melempar jumrah, sebagaimana memotong 3 helai rambut dan 10 kuku pada jari-jari tangannya, yang berarti 13 (13 titik dalam tubuh manusia), bahagian dari kegiatan ibadah haji agar orang benar- benar dapat mengenali siapa dirinya. Proses perjalanan ibadah haji, yang begitu simbolik sebenarnya mengarah pada suatu bentuk pencarian diri sendiri. Dan, mengenal diri itu sesuatu yang amat berat, dan ini tergambar pada seorang juz 17 yang selalu peduli pada rakan-rakan sekelilingnya sehingga lupa akan dirinya sendiri.

Seorang juz 17 kadang-kala kehilangan kawalan akan potensi dirinya. Betapapun, dalam perilaku seharian seorang juz 17 sering begitu percaya akan kemampuan dirinya (eksistensialis).

0 comments: