Metafizik

Inner Peace

9:34 PM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


INNER PEACE

Ketika Po dalam Kung Fu Panda II memiliki ‘Inner Peace’ (ketenangan jiwa) barulah dia mampu mengalahkan lawannya. Ketenangan itu bukan dibuat‐buat dan direka tetapi ketenangan itu dimilikinya setelah dia REDHA dengan apa yang terjadi. “The only thing that matter, is what you choose to be now.”

Ini dibuktikan oleh Allah melalui firmannya,
'HANYA DENGAN INGAT KEPADA ALLAH, JIWA AKAN MENJADI TENANG.' 
(Surah Ar-Raad 13: ayat 28)

Walaupun dia tahu dia memerlukan “inner peace” namun dia tetap tidak berjaya mengalahkan lawannya walaupun sudah hampir membunuh lawannya (Lord Sheng) kerana sekadar tahu.

Po cuba memiliki ketenangan itu dengan “AFFIRMATION” di mana beliau sekadar cuba mempositifkan fikiran otaknya, bukan ketenangan sebenar iaitu ketenangan yang mampu mempositifkan jiwanya. Fikiran positif belum tentu jiwa positif. (Hukum Law of Attraction)

Namun setelah Po REDHA iaitu menerima apa yang telah ditakdirkan dan apa yang terjadi, dia benar‐benar tenang. Benar‐benar memiliki jiwa yang positif. Lalu apa saja yang mendatang dapat diatasi dengan baik malah dia sendiri tidak sangka kehebatan yang dianugerahkan kepada dirinya.
Po berada pada saat ini. Melakukan segalanya pada saat ini.
Melupakan saat yang lepas dan tidak hanya asyik termenung memikirkan saat akan datang.

Saya teringat kata‐kata Soothsayer dan Po dalam Kung Fu Panda II:
Your story may not have a such happy beginning. But that doesn’t make you who you are. It is the rest of your story. You gotta let go that stuff of the pass, because it just doesn’t matter.The only thing that matter, is what you choose to be now.

Utamakan saat ini kerana kita mampu melakukan apa jua hal dalam saat ini. Bukan saat lepas atau saat akan datang. Saat lepas hanyalah ilusi, saat akan datang adalah fantasi... saat ini adalah realiti.

[note] Menonton tu jangan sekadar berhibur tetapi ambillah pengajaran yang sangat banyak. Walaupun bukan dari orang Islam namun Islam sememangnya mengajar kita sedemikian malah tidak boleh dibandingkan dengan Islam yang lebih jelas dan baik sekali..nak faham HAKIKAT KEHIDUPAN, BELAJAR MELIHAT KAIN HINGGA KE KAPAS

MELEPASKAN UNTUK MENDAPATKAN (INNER PEACE)

Pada Suatu hari, seorang pemuda yang  gagah namun penampilannya jelik dan bajunya compang-camping mendatangi seorang Guru Sufi.

Dia berkata, "Guru, saya datang dari jauh nie dan telah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan berat, Saya kesepian, menderita dan sangat letih, Selipar saya sudah pun sobek dan badan saya penuh luka. Ini semua saya lakukan demi mencari jawaban atas penderitaan yang saya alami. Kenapa saya belum menemukan cahaya petunjuk sedikit pun..??"

Sang guru melihat akan pemuda ini membawa sebuah kantung kain yang besar., "Apa isi kantung kainmu itu?" tanya si guru.

Si pemuda menjawab, "Isinya sangat penting bagi saya. Di dalamnya ada barang-barang yang mengingatkan saya pada setiap tangisan, ratapan, kesedihan dan air mata saya. Benda-benda inilah menjadi penyemangat saya dalam menempuh perjalanan berat mencari jawaban ini."

"Baiklah, sekarang ikutlah denganku" kata si guru. Mereka berjalan sebentar dan tiba di tepi sebuah sungai kecil. Di tepi sungai itu ada sebuah perahu sampan kecil. Si guru naik ke atas sampan tersebut.

"Naiklah!" ajak si guru pada pemuda itu. Si pemuda itu pun naik ke atas sampan, dan mereka menyeberangi sungai tersebut. Ketika sampai di seberang, mereka berdua pun turun dari sampan ke tepian.

Kata si guru, "Kita sudah sampai. Sekarang pikullah sampan ini, dan kita akan melanjutkan perjalanan kita."

Pemuda itu pelik dan protes, "Tapi sampan ini begitu berat, mana kuat saya untuk memikulnya?".

"Benar sekali katamu itu. Ketika kita menyeberangi sungai, sampan ini sangat berguna dan besar artinya bagi kita. Namun ketika sudah siap meneruskan perjalanan kita berikutnya, sampan ini hanya akan menjadi beban saja. Kita harus meninggalkannya di tepi sungai, kalau tidak sampan ini hanya akan memberatkan lagi langkah kita. Begitu juga dengan kehidupan kita. Penderitaan, kesepian, kegagalan, tangisan, air mata, dan bencana, semuanya sangat berguna dalam kehidupan kita. Semua itu membuat kita tabah dan kuat menghadapi tentangan, dugaan, cabaran hidup di masa depan. Namun pada saat kita ingin melangkah maju, kalau kita tidak melepaskan hal-hal tersebut, maka hal-hal tersebut hanya akan menjadi beban langkah kita. Letakkanlah bebanmu itu! Hanyutkan di sungai ini. Kehidupanmu akan menjadi lebih ringan Sekarang letakkan kantung kainmu di sini, dan mari kita melanjutkan perjalanan." ajak si guru.

Si pemuda mengikuti perintah si guru, dan melanjutkan perjalanan. Beberapa jauh kemudian si guru menanyakan perasaan si pemuda ini.

Jawab si pemuda,"Kini rasanya langkahku begitu ringan dan cepat. Aku baru sadar bahwa kehidupan sebenarnya bisa dijalani dengan begitu sederhana."

Masa lalu tidak sama dengan masa kini dan masa depan. Masa lalu tidak terlalu penting. Yang penting adalah masa kini dan masa yang akan datang. Orang berjaya pasti pernah jatuh dan gagal dalam hidupnya, tetapi mereka tidak terus-terusan membawa beban itu di pundaknya. Jadikan masa lalu yang baik sebagai teladan, dan masa lalu yang buruk sebagai pelajaran. Namun jangan membawa-bawa masa lalu itu sendiri ke masa depan.

Wallahualam..semoga kisah benar ini memberi manfaat.


0 comments: