Analisa karakter diri mengikut juz diri dalam al-Quran

Karakter orang berjuz diri 23

1:47 AM Rashidah Abd Hamid 0 Comments


KARAKTER ORANG BERJUZ DIRI 23

Lam adalah huruf ke-23 (Hijaiyah). Dalam struktur ‘ain, ‘ain ke-23 dimaknai sebagai manusia (bayi). Indikasi awal dari karakter orang yang berjuz 23, ia tidak boleh melepaskan diri dan bergantung kepada orang lain. Biasanya ia sangat manja dan selalu ingin dilayani.

Seorang juz 23 bagaikan seorang yang baru lahir atau bayi. Oleh karena itu, ia memiliki kemanjaan psikologis, sehingga hidupnya selalu memerlukan kehadiran orang lain, yang bersedia membantu atau melindunginya. Seorang bayi tak dapat hidup tanpa seorang Ibu atau pengasuh. Oleh karena itulah, seorang juz 23 baru dapat menemukan dirinya secara utuh ketika ia berada di ”pangkuan” atau belaian orang lain.

Seorang Juz 23 mudah tertarik dengan seseorang berdasarkan fisik. Namun, dalam memilih pasangan orang Juz 23 termasuk antara yang sangat selektif, apalagi bila melangkah pada tahap berumah tangga. Bagi kaum Adam, ada semacam kecenderungan tertentu dalam memilih pasangan hidup. Seorang Juz 23 menyukai pasangan yang lebih tua atau lebih dewasa tepatnya. Bukan berarti ia termasuk odipus komplek (Oedipus complex). Oleh karena itu dalam memilih pasangan ia ingin isterinya juga boleh menjadi seorang figura ibu baginya.

Apabila ada seorang yang mengalami kecenderungan ”Oedipus Kompleks”, yang selalu menyayangi orang yang lebih tua, atau lebih gagah bagaikan ayahnya, boleh jadi kecenderungan ini dimiliki oleh seorang juz 23. Seorang juz 23 lelaki, terkadang juga memiliki obsesi untuk memiliki pasangan seorang wanita yang lebih tua, yang dapat berperanan sebagai kekasih sekaligus sebagai seorang ibu. Dan pada umumnya, seorang juz 23 laki-laki selalu berobsesi untuk memiliki lebih dari satu pasangan. Kalau itu tidak terjadi, maka yang ia lakukan berganti-ganti pasangan. Dengan bahasa yang lebih populer, ”playboy”. Dengan demikian, maka ia dapat menemukan ketenangan dan eksistensi dirinya.

Melihat perilaku seorang juz 23, apabila ia laki-laki, janganlah hairan jika ia selalu berhasrat ingin memburu lawan jenis. Kerinduan akan orang lain untuk hadir di sisinya lebih diaktualisasikan dalam rangka menemukan perlindungan ”seksual” dalam arti yang luas, termasuk perlindungan psikologis oleh lawan jenis. Dengan kata lain, motif yang paling jelas bagi seorang juz 23 dalam mencari pasangan sebenarnya perlindungan psikologis, atau lebih tepatnya ”perlindungan seksual” dari lawan jenis. Oleh karenanya, lawan jenis yang diharapkan biasanya orang yang lebih dewasa atau ”matang”, sehingga mahu memberikan perlindungan psikologis, ba- gaikan seorang ibu yang bersedia membimbing dan mengasuhnya.

Seorang juz 23, apabila ia seorang wanita pula, pada umumnya selalu bersikap baik kepada setiap laki-laki. Sikapnya yang ”attractive” itu seolah mengundang seseorang, terutama laki-laki, untuk mendekati dan mendampinginya. Dengan sikapnya itu, maka jangan hairan jika seorang juz 23 wanita sering membuat laki-laki tertarik kepadanya kerana sifat wanita kebudak-budakan dan manja . Sebaliknya, lelaki pada umumnya kemudian juga tertarik pada perilaku seorang juz 23, yang pada umumnya manja bagaikan seorang anak. Memang, seorang juz 23 hakikatnya manusia tanpa kepala atau bayi, siapa orang yang tidak suka kepada bayi. Setiap orang hampir dapat dipastikan menyayangi anak kecil atau bayi.

Yang negatifnya, bila figura seorang ibu tidak ia dapatkan pada isterinya, ada kemungkinan untuk mencari isteri lagi yang boleh menjadi seorang ibu. Namun, jika figura ibu ada pada isterinya, ia menjadi seorang yang sangat setia dan menyayangi dengan sepenuh hati. Dengan bahasa mudahnya, seorang juz 23 memerlukan perhatian yang lebih dan belaian manja dari pasangan masing-masing.

Setelah itu, surah yang ke 23 adalah Al Mukminun yang berarti orang-orang yang beriman. Al Mukminun merupakan bentuk jamak dari kata Al Mukmin. Sebuah isyarat bahwa orang yang membawa karakter juz 23 piawai dalam bersosialisasi. 

Sebaliknya, bila surah ini berbentuk kekurangan, biasanya ia akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Atau lebih banyak menyendiri sebagai penterjemahan surah Al Mukminun yang tidak dominan pada dirinya.

Ada sesuatu yang menarik di balik pencantuman kata Al mukminun dalam bentuk jamak dan kata Al Mukmin dalam bentuk tunggal sebagai judul surah Al Qur’an. Al Mukmin diletakkan pada urutan surah ke 40. Sebuah fenomena yang mengundang berbagai macam pertanyaan kritis.

Salah satu hikmah yang bisa dipetik dari peletakan Al Mukminun mendahului bentuk mufrad (tunggal) nya adalah untuk menjadi seorang yang beriman (al Mukmin), ia harus banyak belajar dan menimba ilmu. Mencari ilmu tidak harus dilakukan secara formal. Mengamati dan memikirkan lingkungan sekitar merupakan salah satu bentuk menuntut ilmu secara non formal.

Selain itu, biasanya manusia mencapai tahap dewasa dalam berpikir dan bertindak ketika umurnya menginjak 40. Nabi Muhammad SAW diangkat jadi Nabi pun ketika berumur 40 tahun. Untuk menjadi sosok pribadi mukmin yang sesungguhnya, seseorang haruslah melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah. Dengan erti kata lain perlu melalui fasa-fasa ujian kehidupan yang menduga keimanan seorang berjuz 23. 

Diantaranya, boleh dipahami dari surah Al Mukminun (23). Ia haruslah sudah matang dalam bersosialisasi dengan masyarakat dan telah berbuat sesuatu yang berguna untuk mereka. Unsur surah Al Mukminun juga membuat orang yang berjuz 23 mudah percaya dengan sesuatu yang bersifat metafizik (ghaib). Karena itu, ia tergolong orang yang mempunyai naluri dan pandangan yang kuat dan tajam. Hasil analisisnya seringkali menjadi kenyataan. 

Mengenai potensi spiritualnya – potensi Al-Isra menggenapkan potensi Al-Mu’minun dan Luqman yang on boot pada dirinya. Jika komposisi ini dikembangkan maka – bidang konsultan spiritual amat sesuai buat dirinya. Juga, dengan Al-Isra yang dimilikinya maka ia memiliki kemampuan untuk membaca fenomena ayat-ayat Allah – baik itu pada alam semesta atau pada Al-Qur’an. Tentu saja semuanya tergantung modal ilmu yang ia milikinya.

Juz 23 diawali dari surat ke-36 (Yaa-sin) ayat 22. 
Sebanyak 21 ayat sebelumnya dari surat Yaa-sin milik juz 22. Ini berarti bahwa seorang juz 23 benar-benar memiliki ”libido-seksualitas” yang begitu tinggi Seksualitas di sini kecenderungan untuk dilindungi oeh lawan jenis. Ia orang yang selalu ingin dilindungi oleh lawan jenisnya.

Terdapat 4 surah yang membangun juz 23. Pertama surah Yaasin (36), dimulai dari ayat 22 sampai 83. Seperti diuraikan pada edisi sebelumnya, surah Yaasin merupakan surah pecah, artinya terbahagi dalam dua juz dimana ayat 1 sampai 21 terdapat pada juz 22 dan ayat 22 sampai dengan 83 terletak pada juz 23.

Nama surah Yaasin [QS.36] merupakan dua huruf yang menjadi awal surah. Menurut methodologi stuktur Al Quran, huruf Yaa dimaknai sebagai dasar, inti/sari dan Sin sebagai motivasi, ambisi, alat vital.

Banyak karakter yang boleh digali dari kedua huruf tersebut. Misalnya secara naluriah, orang yang berjuz 23 cenderung mempunyai libido seks yang tinggi dengan terletaknya unsur sin dalam surah tersebut. Jika libido seks yang tinggi ini tidak tersalurkan dengan baik, boleh dipastikan organ pertama yang terkena gangguan kesihatan adalah kepala. 

Jika surah tersebut berbentuk kelemahan, ia harus berhati-hati dengan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan seks. Penyakit impoten (laki-laki) atau frigid (wanita) kerap menyapanya. Tapi, dengan cara hidup yang sehat dan seimbang antara fisik dan mental serta membaca juz secara rutin dan istiqamah, insyaAllah hal tersebut boleh diatasi. 

Total ayat dari surah Yaasin yang terdapat di Juz 23 berjumlah 62 ayat. Kalau kita kembalikan ke dalam urutan surah Al Qur’an, kita akan mendapatkan surah nombor 62 adalah Al Jumuah. Ini bermakna, orang yang berjuz 23 seringkali terjebak melakukan sesuatu yang sebenarnya kurang penting dan kurang perlu untuk dirinya. Memang, ia mempunyai kelemahan menentukan sesuatu yang baik atau berguna untuk dirinya. Sebagai contoh, sekiranya ada lebihan dari segi kewangannya, boleh sahaja ia membeli sesuatu yang tidak perlu dan berguna untuknya.

Surah berikutnya adalah As Shaaffat (37) dari ayat 1 sampai 182. 
As Shaaffat berarti yang bershaf-shaf atau berbaris-baris. Begitu juga dengan orang yang berjuz 23, ia rapi dan teratur dalam berpikir dan bertindak. Baginya, dalam berpikir harus berurut,teratur serta sistematis dan dalam melakukan sesuatu tidak bisa serampangan.

Surah As Shaaffat adalah surah penuh dan tidak terpecah dengan Juz lain. Total ayatnya 182. Kalau kita mengurangi angka 182 dengan jumlah surah Al Quran 114, maka kita akan mendapatkan 182-114 = 68.

Surah ke 68 adalah Al Qalam yang berarti pena. Maknanya sekalipun ia teratur dalam berpikir dan bertindak, sayangnya, justeru ia tergolong orang yang susah diatur. Ia juga sosok yang dinamik yang cepat bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan menyukai perdebatan.

Surah Ash-Shaffat (Barisan-Barisan) bagi seorang juz 23 boleh jadi bahawa ia yang memiliki kecenderungan untuk hidup secara kemas dan teratur. Ia memiliki sentimen "Estetika" untuk mengatur kondisi interior. Oleh karena itu, ia secara semulajadi berbakat besar dalam bidang interior designer. Oleh kerananya, seorang juz 23 akan lebih tersalurkan bakat semulajadinya bila ia mendalami seni architecture atau interior design. Kepekaan tangannya cukup tinggi. Dan, kalau ia menyalurkan bakatnya dalam hal melukis, hasil goresan tangannya dapat dipastikan cukup halus, kemas dan teliti.

Selanjutnya adalah surah Shaad (38), ayat 1 sampai 88. 
Surah shaad merupakan salah satu dari dua surah Al Quran yang berupa satu huruf hijaiyyah. Dalam methode struktur Al Quran, Shaad merupakan simbol dari rencana atau langkah awal. Ada saja selalu direncanakan dalam fikirannya. Ia memiliki banyak idea dan gagasan. Sayangnya, perancangannya itu semua berlalu tanpa kuasa tindakan yang pantas..

Shaad juga surah penuh di juz 23. Jumlah ayatnya 88. Surah yang ke 88 adalah Al Ghasyiah yang berarti hari pembalasan. Orang yang berjuz 23 cenderung idealis dan tegas. Ia juga jenis pendendam. Positifnya, ia tidak berkira-kira dalam memberikan sesuatu.

Surah terakhir adalah Az Zumar (39) dari ayat 1 sampai 31. 
Az Zumar adalah bentuk jamak dari kata zumrah, artinya golongan. Orang yang membawa karakter juz 23 harus selalu dekat dengan komunitinya. Pada saat-saat tertentu, ia boleh saja merasa kesepian. 

Dengan selalu dekat kepada lingkungannya, kemungkinan untuk boleh menyelesaikan semua permasalahannya dengan bijak semakin terbuka lebar karena jumlah ayar Az Zumar yang terdapat di juz 23 berjumlah 31 ayat. Sedangkan surah ke 31 adalah Lukman yang merupakan simbol dari kebijaksanaan. Berpotensi bijak (Luqman).

Tetapi seorang juz 23 memiliki keadaan psikologis yang berubah-ubah. Keadaan di di saat seseorang mudah berubah keadaan perasaan dan kejiwaannya, dari sedih berubah menjadi marah, sering marah-marah dikeranakan sesuatu yang tidak jelas, dan sikap-sikap lainnya.  Ia sering mengalami kegelisahan yang tak tahu apa sebabnya. Apalagi jika ia kehilangan sahabat akrab atau orang yang melindunginya, kegelisahan semakin menjadi-jadi. Ini refleksi dari surat ke-38 (Shaad) yang ada dalam dirinya. Bila kunci kehidupannya hilang, maka dapat dibayangkanlah betapa akan terjadi kegelisahan dalam diri seorang juz 23. 

Oleh kerana itu, dalam mengatasi kegelisahan dan ketidakstabilan dalam dirinya, orang juz 23 kemudian banyak yang lari ke pendekatan sufisme, membaca al-Quran ataupun kegiatan spiritual lainnya. Meskipun, kegiatan semacam itu tidak juga berhasil dapat memecahkan problematik psikologisnya. Ia belum juga menemukan kuncinya. 

Tetapi di mana sebenarnya kunci kehidupan itu harus ditemukan oleh seorang juz 23, sehingga ia dapat mencapai ketenangan dan kestabilan psikologisnya. Sebenarnya, ia dapat "anticipate" ketidakstabilan dirinya dengan cara mengaktifkan surah yang ada dalam dirinya. Misalnya, surat az-Zumar (Rombongan) harus difungsikan dengan cara ia harus berkawan sebanyak mungkin. Ia harus berada dalm suatu rombongan, atau lingkaran pergaulan yang inklusif, kalau tidak ingin gelisah. Sebab, surat az-Zumar menuntut dirinya untuk hidup di tengah-tengah keramaian (kerumunan) orang banyak. Setidaknya, ia harus memiliki seorang teman akrab yang dapat dijadikan tempat untuk menumpahkan problematik psikologisnya.

Demikian juga, ia harus mengamalkan surat Yaa-siin, dengan cara ia harus selalu dekat dengan lawan jenisnya, atau ia harus selalu dalam perlindungan psikologis orang lain. Tentu saja, ini jangan diinterpretasikan sebagai ”kehidupan bebas”. Itulah kunci hidup yang apabila ia temukan, akan dapat membuatnya hidup tenang. Di samping tentu saja membaca juznya dalam al-Quran.

Menghadapi seorang juz 23, kalau ia wanita, jangan tersinggung apabila ia sedang emosi. Sebab, apabila ia sedang marah kepada seseorang, semua orang yang ada di sekelilingnya dapat saja ”tempias” marah. Dan, apabila ia sedang emosi atau terganggu sedikit perasaannya, maka ia tak lagi dapat berbuat apa-apa. Lemaslah seluruh tubuh dan ia menjadi seorang yang paling malas.

0 comments: